15 - AVAILABILITY; PONDASI INFRASTURKTUR JARINGAN DALAM ERA DIGITAL
Abstrak
Availability merupakan salah satu tolak ukur yang penting dalam sistem jaringan dan sistem telekomunikasi, hal ini dikarenakan availability memperlihatkan dengan jelas mampu atau tidaknya suatu layanan ataupun jaringan telekomunikasi berfungsi dan beroperasi sesuai kebutuhannya dalam jangka waktu tertentu. Pokok pembahasan dalam artikel ini yaitu membahas secara menyeluruh tentang pokok availability, rumus matematis, faktor pendukung. Tidak hanya itu, artikel ini juga membahas contoh penerapan availability dalam sistem telekomunikasi yang umumnya digunakan, seperti pada jaringan seluler (untuk sekarang sampai 5G) dan juga jaringan satelit. Selain konsep dasar, di artikel ini juga akan dibahas bagaimana untuk peningkatan availability secara efisien, cara itu bisa dilakukan dengan redundansi sistem, pemeliharaan preventif, juga desain topologi jaringan yang harus adaptif dengan lingkungan. Apabila dirasa sudah adanya pengoptimalan availability, maka bisa dipastikan layanan dapat beroperasi dengan baik dan memiliki kualitas yang bisa dijamin sampai jangka waktu tertentu. Kata Kunci : Availability, sistem telekomunikasi, ketersediaan jaringan, MTBF, MTTR, redundansi, jaringan 5G
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya zaman apalagi di era society 5.0 sistem teknologi dan sistem telekomunikasi merupakan salah satu kebutuhan penting yang tidak bisa terlewatkan, baik dalam kehidupan personal, organisasi, pekerjaan yang menyangkut bisnis dan layanan publik, dan lain sebagainya. Dengan melihat begitu tergantungnya manusia di era sekarang dengan layanan berbasis digital, maka handal atau tidaknya sistem telekomunikasi yang digunakan oleh manusia harus sangat dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan availability atau ketersediaan jaringan merupakan aspek tolak ukur yang sangat penting untuk melihat tersedia atau tidaknya sistem telekomunikasi. Availability dapat diartikan sebagai kemungkinan atau seberapa banyak waktu suatu sistem telekomunikasi dapat beroperasi dengan semestinya dalam jangka waktu tertentu yang sudah ditetapkan. Untuk menjamin suatu layanan dapat berjalan dengan semestinya tanpa ada interferensi dari eksternal, maka diperlukan availability yang memadai. Terutama pada sistem layanan yang sering digunakan sehari-hari, seperti layanan kesehatan, transportasi umum, dan yang terbaru yakni e-wallet atau keuangan yang bersifat digital. Melihat pentingnya ketersediaan jaringan, maka diharapkan kita dapat lebih peduli atau memiliki pemahaman yang cukup terhadap availability. Pemahaman ini dapat berupa bagaimana cara pengukuran availability dan juga langkah konkret untuk peningkatannya. Ini merupakan pondasi utama dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi yang tangguh di era digital sekarang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Rappaport (2002) dan Goldsmith (2005), availability merupakan bagian dari suatu tolak ukur kualitas layanan jaringan (Quality of Service) dalam sistem telekomunikasi nirkabel yang memperlihatkan sejauh mana pengguna dapat mengakses layanan sebagaimana mestinya serta baik tidaknya layanan beroperasi. Molisch (2011) juga menekankan pentingnya desain topologi jaringan suatu sistem yang juga mempertimbangkan faktor lingkungan dan teknik pemrosesan suatu sinyal agar meminimalisir adanya interferensi agar memaksimalkan availability. Sementara itu, ITU-T Y.1540 mendefinisikan availability dalam konteks jaringan IP sebagai perbandingan antara waktu tersedianya suatu layanan terhadap total waktu pemantauan sistem ketika beroperasi, dan memberikan tolak ukur pengukuran kinerja availability. Di sisi lain, standar 3GPP TS 38.300 menjelaskan bagaimana sistem 5G menggunakan berbagai teknologi yang ada seperti slicing dan beamforming untuk menjamin availability tinggi bahkan ketika kondisi pengguna sedang ramai.
3. METODOLOGI
Dalam artikel ini, menggunakan pendekatan studi literatur dan studi kasus sebagai bentuk pengumpulan data. Referensi diambil dari jurnal, e-book, dokumen standar internasional seperti dari ITU dan 3GPP. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui rumus availability melalui tolak ukur MTBF dan MTTR. Data downtime dan metode peningkatan availability yang digunakan oleh beberapa penyedia layanan juga ditinjau secara deskriptif untuk menilai seberapa besar nilai efektivitas implementasi teknis yang ada.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti yang sudah dibahas, availability merupakan suatu tolak ukur untuk melihat tingkat kemungkinan keberhasilan suatu sistem khususnya sistem telekomunikasi apakah bekerja secara optimal atau tidak. Secara perhitungan matematis, availability dapat kita hitung dengan menggunakan rumus dibawah ini : 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑀𝑇𝐵𝐹 𝑀𝑇𝐵𝐹 + 𝑀𝑇𝑇𝑅 𝑥 100% Keterangan : a. MTBF (Mean Time Between Failures) merupakan rata-rata waktu antar kegagalan dalam sistem b. MTTR (Mean Time To Repair) merupakan rata-rata waktu yang diperlukan untuk memperbaiki suatu sistem agar bisa beroperasi sebagaimana mestinya Dari rumus tersebut, kita bisa mengetahui bahwa semakin lama suatu sistem beroperasi tanpa adanya kegagalan dalam operasinya atau MTBF nya tinggi dan juga cepat atau tidaknya suatu sistem dapat diperbaiki ketika mengalami kegagalan dalam pengoperasiannya atau MTTR nya rendah, maka availability yang terbaca juga akan semakin tinggi. Analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa availability merupakan tolak ukur utama dalam penilaian suatu kinerja sistem telekomunikasi. Seperti yang sudah dijabarkan, dengan MTBF yang tinggi dan MTTR yang rendah, sistem dapat mempertahankan availability di atas 99,99%, yang merupakan suatu standar untuk layanan yang biasa kita gunakan. Berdasarkan studi kasus pada gangguan layanan ISP besar di Indonesia pada tahun 2021, ditemukan bahwa apabila ada kegagalan pada suatu perangkat inti sistem maka akan berdampak luas terhadap layanan publik yang sedang berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun penyedia layanan memiliki sistem yang lengkap dan bisa dikatakan prima, kurangnya redundansi dan strategi pemulihan cepat dapat menyebabkan downtime yang signifikan.
5. KESIMPULAN
Availability merupakan parameter yang penting dalam suatu sistem telekomunikasi yang tidak boleh diabaikan. Dengan MTBF yang tinggi dan MTTR yang rendah, serta penerapan strategi redundansi, pemantauan aktif, dan desain topologi jaringan yang bisa menyesuaikan dengan lingkungan, tingkat availability dapat ditingkatkan secara berturut. Hal ini pastinya akan berdampak langsung pada meningkat atau tidaknya suatu kualitas layanan jaringan, kepercayaan pengguna, serta keberlanjutan operasional layanan telekomunikasi di era digital.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rappaport, T. S. (2002). Wireless Communications: Principles and Practice. Prentice Hall. 2. Goldsmith, A. (2005). Wireless Communications. Cambridge University Press. 3. Molisch, A. F. (2011). Wireless Communications. Wiley-IEEE Press. 4. Simon, M. K., & Alouini, M. S. (2005). Digital Communication over Fading Channels. Wiley. 5. ITU-T Recommendation Y.1540. Internet protocol data communication service – IP packet transfer and availability performance parameters. 6. 3GPP TS 38.300. NR; Overall description; Stage-2 (Release 17).
Comments
Post a Comment