Apa Itu Availability?
Availability atau dalam bahasa Indonesia disebut ketersediaan, adalah kemampuan suatu sistem, layanan, atau perangkat untuk selalu siap dan bisa digunakan saat dibutuhkan. Tujuan utama dari availability adalah memastikan bahwa pengguna bisa mengakses sistem kapan saja tanpa gangguan, terutama saat sangat dibutuhkan.
Bagaimana Cara Meningkatkan Availability?
Meningkatkan availability (ketersediaan) berarti memastikan bahwa sistem atau layanan tetap aktif, bisa diakses, dan tidak mudah mengalami gangguan. Berikut adalah beberapa cara efektif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan availability, baik di sisi teknis maupun operasional:
1. Gunakan Redundansi
Redundansi berarti menyediakan komponen cadangan yang siap mengambil alih jika terjadi kerusakan.
Contohnya:
• Server cadangan (backup server): Jika satu server mati, server lain langsung aktif menggantikannya.
• Jaringan ganda: Dua jalur koneksi internet agar tetap online jika satu putus.
• Penyimpanan data ganda (RAID, backup).
________________________________________
2. Implementasi Load Balancing
Load balancing membagi beban kerja ke beberapa server agar tidak ada satu pun yang kelebihan beban.
Manfaat:
• Mencegah overload.
• Jika satu server gagal, lalu lintas bisa dialihkan ke server lainnya.
________________________________________
3. Monitoring dan Alerting 24/7
Sistem harus terus dimonitor untuk mendeteksi masalah secepat mungkin.
Tools populer:
• Zabbix, Nagios, Prometheus, Grafana.
• Notifikasi otomatis via email, SMS, atau aplikasi (misalnya Slack, Telegram).
Tujuan:
• Deteksi dini masalah.
• Respon cepat sebelum terjadi downtime besar.
________________________________________
4. Pembaruan dan Patch Teratur
Sistem harus rutin diperbarui untuk memperbaiki bug dan menutup celah keamanan.
Risiko jika tidak update:
• Rentan terhadap serangan.
• Potensi sistem crash akibat bug lama.
________________________________________
5. Failover System
Failover adalah sistem otomatis yang langsung pindah ke sistem cadangan jika sistem utama gagal.
Contoh:
• Database failover: Jika database utama rusak, database cadangan langsung aktif.
• Cloud failover: Menggunakan dua region cloud berbeda agar tetap aktif saat salah satu down.
________________________________________
6. Pemeliharaan Terjadwal (Scheduled Maintenance)
Lakukan perawatan sistem di waktu yang tidak sibuk (misalnya tengah malam) agar tidak mengganggu pengguna.
Langkah:
• Beri notifikasi ke pengguna jauh-jauh hari.
• Lakukan backup sebelum maintenance.
• Cek hasil setelah selesai.
________________________________________
7. Desain Arsitektur Sistem yang Tangguh
Buat sistem yang bisa menahan beban besar dan gangguan.
Strategi:
• Microservices: Memisahkan fungsi sistem agar jika satu gagal, yang lain tetap berjalan.
• Clustered environment: Menjalankan banyak node dalam satu layanan.
________________________________________
8. Disaster Recovery Plan (DRP)
Siapkan rencana darurat jika terjadi kegagalan besar seperti bencana, kebakaran, atau serangan siber.
Isinya:
• Lokasi cadangan (data center backup).
• Recovery time objective (RTO): Berapa lama sistem harus pulih.
• Recovery point objective (RPO): Seberapa banyak data yang bisa ditoleransi hilang.
________________________________________
9. Pendidikan dan Pelatihan Tim IT
Manusia tetap menjadi penyebab utama banyak gangguan sistem karena kesalahan (human error).
Solusi:
• Latih tim untuk penggunaan sistem dengan benar.
• Buat prosedur operasi standar (SOP) yang jelas.
• Simulasikan skenario kegagalan.
________________________________________
10. Gunakan Layanan Cloud Berkualitas
Jika memakai cloud (AWS, Azure, GCP), pilih yang punya SLA (Service Level Agreement) tinggi seperti 99.99%.
Kelebihan Cloud:
• Skalabilitas otomatis.
• Infrastruktur terdistribusi.
• Dukungan global.
Istilah Penting Terkait Availability
1. Uptime
Pengertian:
Waktu di mana sistem, server, atau layanan berjalan normal dan bisa diakses oleh pengguna.
Contoh:
Jika server online selama 23 jam dalam sehari, maka uptime-nya adalah 23 jam.
________________________________________
2. Downtime
Pengertian:
Waktu di mana sistem tidak bisa digunakan karena gangguan, error, perawatan, atau masalah lainnya.
Contoh:
Jika aplikasi mobile tidak bisa dibuka selama 1 jam karena update sistem, maka itu adalah downtime.
________________________________________
3. MTBF (Mean Time Between Failures)
Pengertian:
Rata-rata waktu antara dua kegagalan sistem.
Semakin besar angka MTBF, berarti sistem jarang mengalami kerusakan.
Contoh:
Jika suatu sistem rusak setiap 1.000 jam, maka MTBF-nya adalah 1.000 jam.
________________________________________
4. MTTR (Mean Time To Repair)
Pengertian:
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki sistem setelah terjadi kegagalan.
Semakin kecil MTTR, berarti sistem bisa cepat pulih.
Contoh:
Kalau sistem biasanya butuh 2 jam untuk pulih setelah error, maka MTTR-nya adalah 2 jam.
________________________________________
5. High Availability (HA)
Pengertian:
Sistem yang dirancang agar selalu aktif dan tersedia hampir tanpa gangguan, bahkan jika ada komponen yang gagal.
Biasanya menggunakan:
• Load balancing
• Server cadangan (failover)
• Infrastruktur cloud yang terdistribusi
________________________________________
6. Redundansi
Pengertian:
Penyediaan komponen cadangan (server, jaringan, penyimpanan) agar jika komponen utama gagal, sistem tetap berjalan.
Contoh:
Menggunakan 2 internet provider agar tetap online kalau salah satunya putus.
________________________________________
7. Failover
Pengertian:
Proses otomatis berpindah dari sistem utama ke sistem cadangan saat terjadi gangguan.
Contoh:
Kalau server utama crash, pengguna langsung diarahkan ke server cadangan tanpa mereka sadari.
________________________________________
8. SLA (Service Level Agreement)
Pengertian:
Kesepakatan formal antara penyedia layanan dan pelanggan tentang tingkat layanan minimum yang dijamin, termasuk availability.
Contoh:
SLA layanan cloud menjamin 99.9% uptime per bulan.
________________________________________
9. RTO (Recovery Time Objective)
Pengertian:
Waktu maksimal yang dibutuhkan agar sistem bisa kembali online setelah terjadi gangguan.
Contoh:
RTO = 2 jam → sistem harus pulih dalam waktu maksimal 2 jam setelah gangguan.
________________________________________
10. RPO (Recovery Point Objective)
Pengertian:
Seberapa banyak data yang boleh hilang saat terjadi gangguan. Mengukur sejauh mana data terakhir bisa dipulihkan.
Contoh:
RPO = 1 jam → hanya boleh kehilangan data maksimal 1 jam terakhir.
________________________________________
11. Load Balancer
Pengertian:
Alat atau sistem yang membagi lalu lintas atau permintaan pengguna ke beberapa server, agar sistem tetap cepat dan tidak overload.
________________________________________
12. Monitoring
Pengertian:
Proses pengawasan sistem secara real-time untuk mendeteksi error lebih awal dan mencegah downtime.
Contoh alat:
• Prometheus
• Zabbix
• Grafana
• Datadog
________________________________________
13. Clustering
Pengertian:
Menggabungkan beberapa server menjadi satu kelompok (cluster) yang bekerja bersama untuk menjaga ketersediaan
Kenapa Availability Itu Penting?
1. Menjaga Kepuasan dan Kepercayaan Pengguna
• Jika sistem sering down, pengguna akan kecewa, marah, dan mungkin pindah ke layanan lain.
• Contoh: Aplikasi belanja yang tidak bisa diakses saat promo besar bisa membuat pelanggan frustrasi dan meninggalkan platform.
Intinya: Semakin tinggi availability, semakin puas dan percaya pengguna terhadap layanan kita.
________________________________________
2. Menghindari Kerugian Finansial
• Setiap menit downtime bisa berarti kehilangan uang. Apalagi untuk layanan keuangan, e-commerce, atau game online.
• Contoh: Amazon pernah kehilangan jutaan dolar hanya karena beberapa menit downtime saat penjualan besar.
Semakin lama sistem down, semakin besar kerugian.
________________________________________
3. Penting untuk Layanan Kritis
• Beberapa sistem tidak boleh down sama sekali karena menyangkut keselamatan atau kesehatan.
• Contoh:
o Sistem rumah sakit → untuk data pasien dan tindakan medis.
o Bandara dan lalu lintas udara → untuk keamanan penerbangan.
o Sistem perbankan dan ATM → untuk transaksi publik.
Availability bisa menjadi soal hidup dan mati dalam sistem kritikal.
________________________________________
4. Mendukung Operasi 24/7
• Banyak bisnis dan layanan sekarang berjalan non-stop (24 jam sehari, 7 hari seminggu), apalagi dengan adanya internet dan globalisasi.
• Contoh: Website perusahaan multinasional harus bisa diakses dari zona waktu mana pun.
Sistem harus selalu aktif, kapan pun, dari mana pun.
________________________________________
5. Meningkatkan Reputasi Perusahaan
• Perusahaan dengan sistem yang stabil dan selalu tersedia akan lebih dihargai dan dikenal sebagai profesional.
• Contoh: Google, Netflix, dan AWS dikenal karena keandalan layanan mereka.
Availability tinggi = reputasi baik.
________________________________________
6. Mendukung Kelangsungan Bisnis (Business Continuity)
• Ketersediaan adalah bagian penting dari strategi disaster recovery.
• Jika sistem bisa tetap online walau ada bencana (server rusak, gempa, serangan siber), maka bisnis tetap bisa berjalan.
Bisnis yang tahan gangguan lebih tangguh dalam jangka panjang.
________________________________________
7. Kebutuhan Regulasi dan Kepatuhan
• Beberapa industri diharuskan secara hukum untuk menjaga sistemnya tetap tersedia.
• Contoh: Layanan keuangan, kesehatan, dan pemerintahan harus mengikuti standar tertentu.
Availability dalam Keamanan Sistem
Dalam dunia keamanan sistem informasi, availability (ketersediaan) adalah salah satu dari tiga pilar utama yang dikenal dengan singkatan CIA:
C – Confidentiality (Kerahasiaan)
I – Integrity (Integritas)
A – Availability (Ketersediaan)
Apa Itu Availability dalam Konteks Keamanan?
Availability dalam keamanan sistem adalah kemampuan sebuah sistem, data, atau layanan untuk tetap dapat diakses dan digunakan oleh pengguna yang berwenang kapan pun dibutuhkan.
Contoh Sederhana
• Website e-banking yang bisa diakses kapan saja → availability terjaga.
• Server diserang DDoS hingga lumpuh selama 6 jam → availability terganggu.
• Sistem login rusak dan pengguna tidak bisa masuk → pelanggaran terhadap availability.
Kesimpulan:
Availability adalah kemampuan suatu sistem, layanan, atau data untuk selalu tersedia dan dapat diakses oleh pengguna yang berwenang kapan saja dibutuhkan, tanpa gangguan atau keterlambatan. Ini adalah salah satu pilar utama dalam keamanan sistem informasi (bersama confidentiality dan integrity), dan sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional, kepuasan pengguna, serta keberlanjutan bisnis.
Sistem yang memiliki tingkat availability tinggi mampu mencegah kerugian finansial, menjaga reputasi, serta meningkatkan kepercayaan dari pelanggan dan mitra bisnis. Untuk mencapainya, dibutuhkan kombinasi dari strategi teknis (seperti redundansi, load balancing, dan monitoring), manajemen risiko, serta kesiapan menghadapi bencana atau serangan siber.