16 - AVAILABILITY
PENDAHULUAN
Era digital pada saat ini sudah semakin maju dan berkembang, kebutuhan dalam sistem komunikasi dan jaringan yang handal menjadi suatu hal yang sangat penting. Ketersedian layanan yang minim terkena gangguan, menjadi standar atau tolak ukur dari sebuah infrastruktur teknologi informasi. Istilah “Availability“ atau yang biasa disebut ketersediaan, menjadi parameter utama untuk menunjukan seberapa baik suatu sistem dapat melayani pengguna tanpa adanya gangguan.
MATERI
Availability atau yang biasa kita ketahui sebagai ketersediaan, merupakan elemen penting dalam keamanan informasi yang menjadi bagian dari tiga pilar utama yang membentuk model CIA, selain confidentiality (kerahasiaan) dan integrity (integritas), yang memiliki tujuan yang sama, yaitu menjamin perlindungan menyeluruh terhadap sistem informasi. Jika integritas sebuah data penting untuk menjaga keamanan informasi, maka dengan adanya Availabilty dapat menjamin sistem dari sebuah layanan tetap dapat diakses sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam konteks sistem komunikasi dan jaringan, Availability merupakan sebuah alat ukur dalam layanan jaringan seperti WIFI, Jaringan seluler , dan layanan internet lainya, apakah dapat digunakan tanpa henti atau tidak.
Dibalik kehandalan sebuah sistem komunikasi jaringan, terdapat tantangan utama untuk menjaga kualitasnya, seperti mengatasi resiko kerusakan atau gangguan dari perangkat keras, serangan siber, dan juga kesalahan konfigurasi. Maka dari itu, dengan meningkatkan Availability dapat mencangkup teknologi, kebijakan, dan prosedur yang sistematis.
I. DEFINISI AVAILABILITY
Availability merujuk pada sejauh mana suatu sistem atau komponen dapat beroperasi dan memenuhi fungsinya sesuai kebutuhan, dalam situasi tertentu dan pada waktu yang telah ditentukan. Dalam istilah teknis, availability sering kali dinyatakan sebagai persentase dari total waktu operasional sistem dalam periode tertentu. Seperti contoh, availability 99.9% berarti sistem hanya tidak tersedia selama kurang lebih 8,76 jam dalam setahun Secara umum, availability adalah indikator ketersediaan sistem untuk digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini mencakup keandalan sistem dalam menyediakan layanan, kecepatan dalam merespons gangguan, serta ketahanan terhadap berbagai bentuk kerusakan atau downtime. Availability merupakan salah satu parameter kunci dalam perancangan dan pengoperasian sistem informasi, jaringan komputer, pusat data (data center), dan infrastruktur digital lainnya. Jenis-jenis Availability • High Availability (HA): Mengacu pada sistem yang dirancang untuk tetap operasional selama hampir seluruh waktu, meskipun terjadi gangguan. Biasanya melibatkan sistem redundansi dan failover otomatis. • Continuous Availability: Lebih tinggi dari HA, mengacu pada sistem yang sama sekali tidak boleh mengalami downtime, misalnya sistem kendali lalu lintas udara atau layanan kesehatan darurat. • Disaster Recovery Availability: Fokus pada kemampuan untuk pulih dan melanjutkan operasi setelah bencana besar seperti gempa bumi, kebakaran, atau serangan siber..
II. KOMPONEN AVAILABILITY
Ada dua komponen utama untuk menentukan sebuah Availability dari sebuah sistem : • Reliabilitas (Reliability): Seberapa jarang sistem mengalami sebuah gangguan. • Maintainability: Seberapa cepat sistem dapat diperbaiki jika terjadi gangguan atau kerusakan. Dengan kombinasi dari kedua komponen ini , Tingkat availability dari sebuah sistem dapat meningkat walaupun dapat mengalami gangguan sesekali.
III. FAKTOR – FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI AVAILABILITY
Tingkat availability pada sebuah sistem dapat dipengaruhi oleh : • Kualitas pada hardware dan software Perangkat yang memiliki kualitas dan tahan lama, serta sistem operasi yang stabil dapat mengurangi kemungkinan adanya downtime atau gangguan. • Monitoring dan maintenance Dengan adanya pemantauan dan pemeliharaan perangkat yang terjadwal, masalah atau gangguan dapat di deteksi dan di atasi sebelum merembet menjadi besar masuk kedalam sistem. • Disaster Recovery Plan Melakukan pemulihan dengan membuat sistem Cadangan untuk mengurangi dampak, jika terjadi sebuah insiden besar. Pentingnya Availability Availability sangat penting dalam dunia digital yang selalu aktif (always-on) seperti sekarang. Beberapa alasan mengapa availability menjadi aspek kritis dalam sistem teknologi informasi antara lain: • Kepercayaan Pelanggan: Ketika layanan tidak tersedia, pengguna bisa kehilangan kepercayaan, yang berdampak langsung pada reputasi bisnis. • Produktivitas: Downtime sistem dapat mengganggu proses bisnis dan menyebabkan kerugian waktu dan biaya. • Kepatuhan Regulasi: Beberapa sektor seperti keuangan dan kesehatan diwajibkan oleh hukum untuk menjaga ketersediaan sistem pada tingkat tertentu. • Keamanan Informasi: Ketersediaan merupakan salah satu aspek dalam prinsip CIA Triad (Confidentiality, Integrity, Availability) dalam keamanan informasi. Gangguan pada availability dapat menyebabkan pelanggaran keamanan, misalnya ketika serangan DDoS menyebabkan layanan tidak bisa diakses.
IV. METODE PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN AVAILIABILITY
Availability dari sebuah sistem dapat diukur dengan rumus seperti berikut : 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓) (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓+ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑚𝑎𝑡𝑖) × 100% Sebagai contoh, jika sebuah sistem dalam satu bulan ( 720 jam ) , dan sistem sempat mati selama 3 jam, maka Availability-nya : 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 720 720+3 × 100% = 99,59% Kategori Availability secara umum : Tingkat Availability Uptime per Tahun 99% ~ 3.65 hari downtime 99.9% ~ 8.76 jam downtime 99.99% ~ 52.56 menit downtime 99.999% ~ 5.26 menit downtime
V. TEKNOLOGI UNTUK MENDUKUNG KUALITAS AVAILABILITY
Ada beberapa teknologi yang memiliki kemampuan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas availability, seperti contoh: • Load balancer Load balancer memiliki fungsi untuk menyebarkan atau mendistribusikan beban kerja ke beberapa server atau sistem untuk menghindari overload atau kelebihan beban. • Failover system Failover system merupakan sistem Cadangan yang akan otomatis mengambil alih Ketika sistem utama mengalami gangguan. • Redundacy protocols Sistem ini digunakan untuk menjaga ketersedian dari koneksi jaringan. Availability dalam Perspektif Sistem Informasi Dalam konteks sistem informasi, availability mencerminkan kemampuan sistem untuk memberikan layanan kepada pengguna akhir secara konsisten dan tanpa gangguan. Ini sangat penting dalam aplikasi-aplikasi kritikal seperti: • Sistem perbankan online (online banking): downtime dapat berarti nasabah tidak bisa mengakses dana atau melakukan transaksi. • Sistem ERP (Enterprise Resource Planning): jika tidak tersedia, operasional perusahaan bisa berhenti. • Sistem pemesanan tiket atau e-commerce: ketersediaan langsung berkaitan dengan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan sering kali menginvestasikan teknologi seperti load balancer, server klaster, dan sistem backup otomatis untuk menjaga availability tetap tinggi. Availability dalam Keamanan Informasi (Cybersecurity) Dalam kerangka kerja keamanan informasi, availability adalah salah satu dari tiga komponen utama CIA Triad, bersama dengan Confidentiality (kerahasiaan) dan Integrity (integritas). Suatu sistem tidak dapat dianggap aman jika layanannya mudah terganggu. Contoh gangguan keamanan yang berdampak langsung pada availability: • Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) yang membuat layanan tidak bisa diakses. • Ransomware yang mengenkripsi data sehingga layanan tidak berjalan. • Pemadaman listrik yang menghentikan operasional server. Strategi keamanan siber yang baik tidak hanya mencegah kebocoran data, tetapi juga memastikan layanan tetap tersedia walau terjadi serangan. Availability dalam Manajemen Jaringan dan Infrastruktur TI Dalam manajemen jaringan, availability berperan sebagai tolok ukur performa dan keandalan infrastruktur. Jaringan dengan high availability biasanya memiliki: • Jalur redundan (redundant path). • Perangkat jaringan ganda (redundant switches/routers). • Sistem monitoring real-time. • Protokol failover seperti HSRP, VRRP, atau BGP failover. Ketersediaan jaringan sangat krusial dalam operasi global—misalnya, sebuah perusahaan multinasional dengan kantor di banyak negara membutuhkan jaringan yang hampir tidak pernah mati. Availability dalam Layanan Cloud dan SLA (Service Level Agreement) Penyedia layanan cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud sering menjanjikan availability tinggi, seperti 99,9% hingga 99,999% (five nines). Ini dituangkan dalam dokumen SLA (Service Level Agreement). SLA biasanya menyertakan: • Persentase availability yang dijanjikan. • Kompensasi jika target tidak tercapai (misalnya potongan biaya). • Metode pengukuran dan pelaporan downtime. Misalnya: SLA yang menyebut "99.99% uptime" berarti layanan boleh mengalami downtime maksimal sekitar 52 menit dalam setahun. Penyedia layanan perlu memiliki sistem failover, replikasi data, dan disaster recovery untuk menjamin ini.
VI. AVAILABILITY DALAM SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL
Availability dalam sistem komunikasi nirkabel, sangat di pegaruhi oleh kualitas sinyal, interferensi, dan juga luas jangkauan. Penggunaan metode seperti Frequency diversity, Space diversity, dan penggunaan antena multiple – input multiple – output atau yang biasa disebut dengan MIMO, dapat meningkatkan kualitas Availability dalam melakukan transmisi data. Jenis infrastruktur seperti Base Transceiver Station atau BTS, juga memiliki Sebagian sistem Cadangan untuk Listrik seperti UPS atau genset dan juga memiliki jalur koneksi yang berlapis. Contoh penerapan Availability pada sistem komunikasi nirkabel : • Redundansi Infrastruktur Operator membangun BTS (Base Transceiver Station) cadangan di beberapa lokasi strategis. Jika satu menara BTS gagal, sinyal akan otomatis dialihkan ke BTS terdekat lainnya, menjaga konektivitas pengguna tetap aktif. Redundansi juga diterapkan pada backhaul link, misalnya dengan menggunakan fiber optik dan microwave secara paralel. • Load Balancing dan Handover Otomatis Sistem menerapkan load balancing agar beban trafik tersebar merata ke beberapa BTS, sehingga menghindari overload dan tetap menjaga availability tinggi. Saat pengguna berpindah tempat (misalnya dalam kendaraan), proses handover dilakukan secara otomatis dan cepat antar sel untuk menjaga koneksi tetap tersedia tanpa putus. • Power Backup dan Proteksi Setiap BTS dilengkapi dengan backup power supply (UPS dan genset) agar tetap beroperasi saat listrik padam. Peralatan penting dilindungi dengan sistem pendingin dan pemantauan lingkungan untuk mencegah overheating dan gangguan lainnya. • Monitoring dan Pemeliharaan Proaktif Operator menggunakan NMS (Network Management System) untuk memantau kondisi jaringan secara real-time dan merespons cepat jika terjadi gangguan. Sistem ini mampu mendeteksi dini gangguan potensial dan mengaktifkan pemulihan otomatis atau mengirim tim teknis sebelum terjadi downtime. • Cloud RAN (Radio Access Network) Pada jaringan 5G, digunakan arsitektur Cloud RAN yang memungkinkan virtualisasi fungsi jaringan. Jika satu komponen mengalami masalah, fungsi jaringan dapat dipindahkan secara cepat ke server lain, sehingga tetap tersedia.
VII. CONTOH PENERAPAN AVAILABILITY DENGAN KUALITAS TINGGI
• Bank digital Sistem perlayanan bank digital seperti mobil banking harus tersedia 24 jam. Oleh karena itu , bank harus menggunakan server berlapis, monitoring real time secara nonstop, dan data center di berbagai Lokasi untuk menghindari interferensi. • Rumah sakit Sistem informasi pada rumah sakit harus selalu aktif untuk menangani pasien setiap saat. Availability yang tinggi memastikan data pasien , rekam medis , dan data hasil laboratorium dapat diakses tanpa adanya gangguan dan hambatan. • Pemerintahan dan kependudukan Layanan pemerintah seperti Dukcapil atau E-ktp membutuhkan sistem yang tidak boleh offiline atau mati karena digunakan untuk berbagai urgency oleh jutaan warga negara.
VIII. STRATEGI UNTUK MENJAGA KUALITAS DARI AVAILABILITY SEBUAH SISTEM
• Mengatur RTO dan RPO pada sistem RTO adalah Recovery Time Objective, atau target waktu untuk memulihkan sistem setelah terjadi gangguan. Sementara RPO adalah Recovery Point Objective, atau batas waktu data yang boleh hilang selama masa pemulihan sistem paska gangguan. • Melakukan Testing dan simulasi untuk membantu persiapan sistem dalam kondisi nyata jika terkena gangguan.
IX. CONTOH KASUS GANGGUAN PADA AVALIABILITY
Kasus gangguan pada Avaliability ini menunjukan seberapa pentingnya kualitas Avaliability untuk menghindari adanya ganguan: • Facebook Outage 2021: Downtime selama hampir 6 jam akibat kesalahan konfigurasi BGP, memengaruhi miliaran pengguna global dan menyebabkan kerugian finansial dan reputasi. • AWS Outage Desember 2020: Gangguan layanan besar menyebabkan ratusan layanan web tidak bisa diakses. • Gangguan Listrik PLN di Jabodetabek (Agustus 2019) : Pemadaman listrik skala besar melanda wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah selama 6–9 jam. • Sistem Down di Bank Mandiri (Juli 2019) : Nasabah Bank Mandiri melihat saldo mereka berubah drastis (naik/turun), dan layanan perbankan digital tidak bisa diakses. • Google Cloud Outage – Juni 2019: Gangguan di layanan Google Cloud Platform (GCP) menyebabkan terganggunya YouTube, Gmail, Google Search, Snapchat, dan Discord. Contoh Industri yang Sangat Bergantung pada Availability Beberapa industri memerlukan availability yang sangat tinggi karena risiko gangguan bisa berdampak fatal: • Kesehatan: Sistem rekam medis elektronik (EMR), alat medis terhubung jaringan, dll. • Transportasi: Sistem kontrol lalu lintas udara, rel kereta, atau sistem navigasi kapal. • Energi: Sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) untuk pembangkit listrik dan distribusi energi. • Keuangan: Sistem transaksi saham dan perbankan waktu nyata.
X. KESIMPULAN DARI MATERI AVALIABILITY
Avaliability merupakan sebuah aspek yang penting dalam sistem komunikasi dan jaringan, yang menjamin ketersediaan layanan yang bebas dari gangguan. Kualitas Availability dapat ditingkatkan dengan kombinasi desain sistem, perangkat keras yang berkualitas, sistem operasi yang optimal dan stabil, sistem monitoring dan pemulihan yang cepat. Availability menjadi indikator dari kepercayaan dan kepuasaan pengguna dari pengimplementasian Availability di berbagai sektor.
XI. RINGKASAN DARI MATERI AVAILIABILITY
- Avaliability merupakan alat ukur untuk mengetahui seberapa handal suatu sistem dalam berjalan tanpa gangguan.
- Tingkat Avaliability yang ideal berkisar di atas 99%.
- Pengukuran dan perhitungan Avaliability mempertimbangkan uptime dan downtime.
- Teknologi seperti load balancing, Failover , dapat mendukung dalam peningkatan kualitas Availability.
- Peran Availability menjadi sangat penting untuk sektor – sektor yang membutuhkan waktu operasional 24 jam
XII. DAFTAR PUSTAKA
• Tanenbaum, A. S., & Wetherall, D. J. (2011). Computer Networks (5th ed.). Pearson Education.
• Stallings, W. (2020). Data and Computer Communications (11th ed.). Pearson.
• IEEE. (2019). IEEE Standard Glossary of Network Terminology. IEEE Press.
• Cisco Systems. (2022). High Availability Networking Concepts.
• Amazon Web Services. (2023). Understanding Availability Zones and Regions.
• Red Hat. (2021). High Availability Clustering.
• ISO/IEC 27001:2013. (2013). Information technology — Security techniques — Information security management systems — Requirements. International Organization for Standardization.
• Kurose, J. F., & Ross, K. W. (2020). Computer Networking: A TopDown Approach (7th ed.). Pearson.
Comments
Post a Comment