ABSTRAK
Sistem komunikasi radio sering mengalami perubahan yang signifikan dengan kemunculnya di era digital, yang membawa sebuah tantangan pada ketersediaan (availability) dan relevansi. Meskipun radio masih berhubungan, persaingan dengan media digital yang lebih cepat dan interaktif membuat penyiaran radio harus bisa beradaptasi dengan era digital. Dengan memanfaatkan adanya teknologi digital dan sebuah inovasi yang baru, radio dapat meningkatkan ketersediaan dan tetap menarik perhatian pendengar di era yang sudah modern.
Persaingan di era digital mendorong sebuah perkembangan teknologi, informasi dan sistem komunikasi untuk mencari cara agar dapat mempertahankan keberadaannya untuk tetap hidup. Pengelolaan informasi di era digital telah menjadikan sebuah tantangan yang sangat penting bagi pemerintah, perkembangan informasi yang sangat pesat ini, jumlah data yang dihasilkan setiap harinya akan semakin meningkat. Availability adalah sesuatu yang sangat penting untuk memastikan sejauh mana kinerja sistem dalam mengatasi suatu masalah gangguan. Availability juga merupakan ketersediaan sistem dalam keadaan yang masih berfungsi. Peningkatan Availability dapat dihitung dengan menggunakan Availability measurement.
Kata kunci : Availability
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi digital, keamanan informasi dan sistem komunikasi yang semakin maju dan canggih, memberikan banyak pengaruh terhadap aspek kehidupan. Digitalisasi juga akan dianggap sebagai faktor yang penting dalam mencapai daya saing. Sistem komunikasi radio menjadi salah satu landasan yang paling utama dalam infrastruktur digitalmendukung berbagai aspek, mulai dari keamanan nasional, transportasi, layanan darurat, ketersedian internet, sumber daya, hingga industri penyiaran.
Di era digital yang sudah ditandai dengan konektivitas yang tinggi, sehingga sietem komunikasi radio dapat mendukung kebutuhan integrasi teknologi digital, 2 keamanan informasi, dan kebutuhan sistem komunikasi yang instan, keberadaan sistem komunikasi radio ini yang akan menghadapi sebuah tantangan baru. Salah satu tantangan yang paling penting adalah menjaga Availability atau ketersediaan sistem yang sesuai dan juga stabil.
Availability juga merupakan ketersediaan sistem dalam keadaan yang masih berfungsi. Nilai ketersediaan ini lah yang biasanya dihitung dalam bentuk desimal misalkan 0,777 atau dalam bentuk persentase 77,7%.
Availability dalam konteks komunikasi radio tidak hanya tentang apakah perangkat dapat berfungsi, tetapi juga apakah jaringan dan sumber daya komunikasi dapat diakses kapan pun dan dimana pun saat dibutuhkan, tanpa adanya gangguan. Tantangan ini menjadi semakin kompleks ketika sistem komunikasi radio harus beroperasi berdampingan dengan berbagai teknologi digital lainnya, termasuk Internet of Things (IoT), jaringan 5G, dan Cloud Computing.
II. ISI
1. Konsep Availability dalam Sistem Komunikasi Radio
Availability adalah tingkat seberapa besar kehandalan suatu sistem komunikasi dalam memberikan sebuah layanan. Availability dalam sistem komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan sistem yang berfungsi sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu. Availability biasanya diukur dengan menghitung persentase waktu di mana sistem berfungsi normal atau dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam kerangka komunikasi radio, hal ini meliputi:
Ketersediaan sinyal radio yang kuat dan stabil.
Keandalan perangkat keras yaitu transceiver, repeater, antena, dsb.
Redundansi sistem dan kemampuan pemulihan setelah kegagalan
Kemampuan sistem untuk menghadapi sebuah gangguan seperti interferensi, cuaca yang ekstrem, dan sabotase.
Availability sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena untuk memastikan komunikasi yang andal dan dapat diandalkan, keamanan dalam situasi yang kritis, kegagalan komunikasi dapat memiliki konsekuensi, dan meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasi.
Sebuah sistem dikatakan memiliki high availability jika ia mampu untuk mempertahankan operasional tanpa adanya sebuah gangguan apapun dalam tenggat waktu yang cukup lama, serta dapat memperbaiki dengan cepat saat terjadi sebuah kerusakan. Dengan demikian, availability menjadi petunjuk kunci dalam menilai keandalan sistem komunikasi radio, terutama dalam situasi yang kritis seperti bencana alam, operasi militer, atau kegagalan infrastruktur sipil.
2. Tantangan Availability di Era Digital
Era digital membawa kemajuan yang sangat penting dalam sebuah teknologi digital, informasi dan sistem komunikasi, namun juga menghadirkan sebuah tantangan baru yang begitu kompleks. Beberapa tantangan utama terhadap availability dalam sistem komunikasi radio antara lain:
a. Kepadatan Spektrum dan Interferensi
Peningkatan jumlah perangkat nirkabel yang menggunakan spektrum radio meningkat secara eksponensial. Semakin banyak perangkat yang menggunakan spektrum radio, semakin sulit bagi setiap perangkat untuk mendapatkan cukup bandwidth, akibatnya akan terjadi sebuah kemacetan spektrum (spectrum congestion) dan interferensi antar perangkat yang dapat mengganggu kualitas suatu sinyal. Interferensi terjadi ketika sinyal dari satu perangkat mengganggu sinyal dari perangkat yang lainnya. Interferensi juga tidak hanya berasal dari sebuah perangkat konsumen seperti WiFi dan Bluetooth, tetapi juga dari sebuah sistem komunikasi lainnya seperti radar, satelit, dan BTS 5G.
b. Ketergantungan pada Infrastruktur Digital
Infrastruktur digital menekankan pada jaringan teknologi, informasi, dan sistem komunikasi yang menghubungkan antara orang, organisasi, dan juga institusi di dunia. Selanjutnya, pengembangan infrastruktur digital menekankan pada teknologi, informasi, dan sistem komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi waktu tunggu, dan juga memfasilitatori berbagai tugas maupun aktivitas digital. Transformasi digital menyebabkan banyak sistem radio yang bergantung pada infrastruktur digital seperti server cloud, router IP, dan perangkat lunak komunikasi yang berbasis jaringan. Ketika salah satu komponen digital ini mengalami gangguan, availability sistem radio juga dapat terpengaruh.
c. Ancaman Siber dan Keamanan Digital
Cyber Attack (serangan siber) yang bekerja dengan cara meretas untuk mengambil dan menghancurkan sebuah data berharga yang dimiliki, baik secara personal maupun lembaga dan juga komunitas. Akibat terburuknya serangan siber adalah kerugian material yang tidak dapat diatasi. Bentuk dari serangan siber pada umumnya adalah pencurian sebuah data digital yang berusaha untuk mengambil data individu dan perusahaan. Sistem komunikasi radio di era modern ini tidak terlepas dari ancaman siber. Serangan seperti jamming (pengacauan sinyal), spoofing (penyusupan identitas sinyal), serta Denial of Service (DoS) bisa sangat mengganggu availability. Jika sistem tidak dirancang dengan protokol keamanan yang kuat, maka gangguan ini dapat menurunkan atau bahkan menghentikan fungsionalitas jaringan komunikasi radio.
d. Ketidakcocokan Antar Sistem (Interoperabilitas)
Interoperabilitas sepenuhnya diperlukan agar berbagai layanan yang terhubung ke jaringan atau yang lebih dikenal sebagai e-Service dapat berkomunikasi secara efektif satu sama lain. Adanya sebuah komunikasi yang efektif tentu akan memberikan banyak manfaat bagi seluruh pihak, baik bagi pemerintah maupun masyarakat umum. Perangkat radio dari berbagai era dan produsen sering kali menggunakan protokol dan standar yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan masalah interoperabilitas yang berdampak pada kelancaran komunikasi dan ketersediaan jaringan secara keseluruhan.
e. Faktor Lingkungan dan Bencana
Kondisi lingkungan seperti badai, banjir, kebakaran hutan, dan gempa bumi dapat merusak infrastruktur komunikasi secara fisik, seperti antena dan repeater, sehingga availability terganggu secara drastis.
3. Studi Kasus: Gangguan Availability dalam Situasi Nyata
Dalam availability terdapat dua komponen yaitu MTTR dan MTBF. MTTR (Mean Time To Repair) atau biasa disebut Downtime, dalam kondisi ini akan mengalami gangguan sehingga akan di diagnosis, perbaiki dan di recovery.
Contoh nyata pentingnya availability dapat ditemukan pada kasus bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah tahun 2018. Ketika infrastruktur komunikasi seluler lumpuh, sistem radio menjadi satu-satunya jalur komunikasi yang dapat diandalkan untuk koordinasi evakuasi dan bantuan. Namun, banyak jaringan radio yang tidak dapat digunakan karena kerusakan perangkat dan kurangnya pemeliharaan, menunjukkan lemahnya perencanaan availability dalam situasi yang sangat darurat.
Contoh lain yaitu sebuah kerusakan sistem komunikasi penerbangan di beberapa bandara akibat interferensi sinyal dari perangkat konsumen, yang menyebabkan penundaan dan juga risiko terhadap keselamatan penerbangan.
4. Strategi Meningkatkan Availability Sistem Komunikasi Radio Radio merupakan teknologi yang menggunakan cara modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara. Strategi sistem komunikasi radio pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai sebuah tujuan. Strategi sistem komunikasi radio ini merupakan suatu paduan dari perencanaan komunikasi radio dan juga manajemen komunikasi, untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis yang dapat meningkatkan keandalan dan availability sistem komunikasi radio. Beberapa strategi utama yang dapat diterapkan antara lain:
a. Pengelolaan Spektrum yang Efisien
Efisiensi spektrum menggambarkan jumlah data yang ditransmisikan melalui spektrum atau lebar pita tertentu dengan kesalahan transmisi minimum. Juga dikenal sebagai efisiensi spektral atau efisiensi lebar pita. Penerapan teknologi seperti Cognitive Radio memungkinkan sistem untuk secara dinamis memilih kanal frekuensi terbaik berdasarkan kondisi spektrum saat itu. Selain itu, Dynamic Spectrum Access dapat mengatur penggunaan frekuensi secara fleksibel dan responsif terhadap gangguan.
b. Redundansi dan Arsitektur Failover
Redundansi adalah memiliki sistem atau komponen cadangan yang siap untuk digunakan jika sistem utamanya gagal, sementara Failover jaringan adalah proses atau mekanisme fisik yang memungkinkan redundansi, yang secara otomatis mengalihkan lalu lintas jaringan dari tautan atau komponen utama ke tautan sekunder atau cadangan saat tautan utama gagal atau tidak tersedia. Merancang sistem dengan infrastruktur redundan misalnya: dua jalur komunikasi yang berbeda, backup power, atau multiple repeater akan memungkinkan operasional tetap berjalan walau salah satu komponen mengalami sebuah kegagalan.
c. Perlindungan Keamanan Siber
Perlindungan Keamanan Siber adalah serangkaian tindakan dan strategi yang dilakukan untuk melindungi sistem, jaringan, perangkat, dan data dari serangan siber atau ancaman digital lainnya. Ini melibatkan berbagai praktik, teknologi, dan prosedur untuk memastikan kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi. Penerapan enkripsi end-to-end, penggunaan Virtual Private Network (VPN) untuk jaringan radio Internet Protokol (IP), serta sistem deteksi intrusi Intrusion Detection System (IDS) yang didukung oleh kecerdasan buatan dapat membantu mengidentifikasi dan juga mencegah serangan siber sebelum berdampak luas.
d. Standarisasi dan Interoperabilitas
Standarisasi dan interoperabilitas adalah dua konsep yang penting dalam dunia teknologi digital, informasi dan sistem komunikasi yang saling berhubungan. Standarisasi adalah proses menetapkan sebuah aturan dan format yang umum untuk berbagai aspek, sementara interoperabilitas adalah kemampuan sistem yang berbeda untuk bekerja bersama. Standar ini memfasilitasi interoperabilitas, membuat pertukaran data dan juga komunikasi antar sistem menjadi lebih mudah dan efisien. Menerapkan standar komunikasi internasional seperti APCO P25, TETRA, atau DMR akan memperkuat kemampuan perangkat dari berbagai vendor untuk saling terhubung dan bekerja sama, terutama dalam operasi multi-layanan seperti penanggulangan sebuah bencana.
e. Pelatihan dan Pemeliharaan Berkala
Manusia tetap menjadi factor yang paling utama dalam sebuah sistem komunikasi. Pelatihan teknis untuk operator radio, serta pemeliharaan berkala terhadap perangkat keras dan perangkat lunak, adalah langkah krusial untuk memastikan readiness dan availability. Pelatihan bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap individu untuk melakukan pemeliharaan, sementara pemeliharaan berkala adalah serangkaian tugas yang sudah terencana yang dilakukan secara rutin untuk memastikan efisiensi dan keandalan.
f. Penggunaan Teknologi Digital untuk Monitoring Penggunaan sistem monitoring berbasis cloud dapat memberikan visibilitas real-time terhadap status jaringan, sinyal, dan perangkat. Hal ini memungkinkan deteksi dini terhadap potensi masalah dan mempercepat penanganannya. Teknologi seperti AI dan IoT meningkatkan efektivitas dan kemampuan menganalisis data untuk berbagai tujuan, termasuk keamanan, pemasaran, dan juga peningkatan pengalaman digital.
5. Peran Kebijakan dan Regulasi dalam Menjamin Availability
Kebijakan dan regulasi memiliki peran yang penting dalam memastikan availability pada sistem komunikasi radio, terutama terkait dengan alokasi dan pengelolaan spektrum frekuensi radio. Regulasi yang baik juga memiliki penggunaan spektrum yang efisien dan adil, sehingga mencegah gangguan dan memastikan akses yang sama bagi semua pengguna radio. Hal ini mencakup:
Pengaturan spektrum frekuensi secara adil dan efisien
Penyusunan standar teknis untuk interoperabilitas
Investasi dalam infrastruktur komunikasi darurat 7
Pengawasan terhadap penggunaan perangkat ilegal yang dapat menyebabkan interferensi
Dukungan terhadap riset dan inovasi dalam teknologi komunikasi radio
Sebagai contoh, banyak negara telah membentuk badan khusus untuk manajemen spektrum dan kesiapsiagaan komunikasi darurat. Di Indonesia, peran ini dipegang oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
6. Masa Depan Availability Komunikasi Radio di Era Digital
Masa depan availability komunikasi radio di era digital akan tetap cerah, namun dengan sebuah tantangan yang baru harus bisa diatasi. Radio juga harus beradaptasi dengan teknologi digital, seperti streaming dan media sosial, untuk tetap relevan dan menarik bagi audiens. Ke depannya, komunikasi radio tidak akan berdiri sendiri, melainkan akan menjadi bagian dari ekosistem komunikasi digital yang lebih luas lagi. Dengan berkembangnya jaringan 6G, satelit komunikasi orbit rendah (LEO), dan sistem edge computing, sistem radio perlu terus berevolusi agar tetap relevan.
Integrasi dengan IoT, AI, dan blockchain akan membuka peluang baru, namun juga akan menambah kompleksitas sistem. Oleh karena itu, pendekatan sistemik terhadap desain dan manajemen availability menjadi semakin penting. Konsep resilient communication yakni kemampuan sistem untuk tetap berfungsi dalam kondisi gangguan yang akan menjadi standar baru dalam membangun sebuah sistem komunikasi radio di masa depan.
III. KESIMPULAN
Peningkatan Availability dapat dihitung dengan menggunakan Availability measurement. Mean Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time To Repair (MTTR) adalah komposisi penghitungan Availability. Maka telah dilakukan analisis Availability pada RAID dengan mendapatkan nilai Availability yang terbaik 0.9999998898000 dengan persentase nilai Availability sebesar 99,99%.
Sistem komunikasi radio tetap menjadi tulang punggung dalam berbagai situasi dan kondisi, terutama pada saat jaringan komunikasi lainnya gagal. Namun, di era digital ini yang penuh dengan sebuah tantangan dan kerentanan yang baru, masalah availability menjadi sangatlah krusial. Diperlukan untuk mengkombinasi antara inovasi teknologi, manajemen resiko, keamanan siber, dan kebijakan regulasi untuk memastikan sistem radio tetap andal dan tersedia kapan pun dan dimana pun saat sedang dibutuhkan.
Dengan memahami tantangan dan menerapkan strategi yang tepat ini, availability sistem komunikasi radio tidak hanya dapat dipertahankan, tetapi juga dapat ditingkatkan. Hal ini penting tidak hanya untuk sektor strategis seperti militer dan penanggulangan bencana, tetapi juga untuk masyarakat umum yang semakin bergantung pada keandalan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
8 REFERENSI
Sarinah1, M. H. (2021). Strategi Komunikasi Radio Citra FM Kendal dalam Meningkatkan Minat Pendengar. Vol. 1 No. 02 Juli-Desember 2021.
TechTarget, K. (2021). efisiensi spektrum. 03 Mei 2021.
UNIVERSITY, B. (1024). Bagaimana Infrastruktur Digital Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan. ArΖcle 2024.
UNIVERSITY, B. (n.d.). Ancaman Siber dan Perlindungan Data Di Era Digital. Computer Science / News.
Zamieyus, M. (n.d.). STUDI KASUS: ANALISIS PENINGKATAN AVAILABILITY. p. 1.