I. PENDAHULUAN
Availability yang artinya ketersediaan dan dalam sistem telekomunikasi yaitu kemampuan suatu sistem atau layanan yang dapat diakses oleh pengguna saat dibutuhkan kapan saja yang berarti bahwa sistem harus dapat menanggapi permintaan akses informasi dengan cepat dan tanpa gangguan. Sebagaimana contohnya dalam sistem komunikasi kita dapat memungkinkan untuk mengirim pesan, melakukan panggilan video, atau mengakses informasi penting di internet tanpa gangguan jaringan (ngelag).
II. ISI
PENGERTIAN
Jika Anda ingin mengetahui cara kerja suatu jaringan bayangkan jika jaringan tersebut sebagai sistem jalan raya dan jalan tol, Pastikan untuk memeriksa availabillity jaringan anda dengan mendengarkan laporan lalu lintas di pagi hari sebelum Anda memulai bekerja. Apakah ada penutupan jalan?, ada perbaikan jalan atau ada lubang jalan sehingga harus jalan memutar? Dalam mengukur Availabillity anda akan melihat apa pun yang memperlambat atau menghentikan arus lalu lintas data anda. Ini bisa berupa masalah pengiriman data besar maupun kecil. Penurunan sebagian versi pengiriman data atau kerusakan sistem komunikasi dan operasi anda sepenuhnya.
Menggunakan "angka sembilan" merupakan metode umum untuk mengomunikasikan ketersediaan jaringan, dan merupakan cara untuk mengekspresikan keandalan dan waktu aktif jaringan atau sistem. Angka ini sering digunakan sebagai singkatan untuk menyampaikan persentase waktu sistem beroperasi dan tersedia untuk digunakan. Setiap "angka sembilan" mewakili tingkat ketersediaan. Semakin banyak angka sembilan yang di miliki, semakin tinggi skor keandalan jaringan. Berikut adalah cara kerjanya:
Satu Sembilan (90%): Ini menunjukkan ketersediaan sebesar 90%, yang berarti jaringan berfungsi 90% dari waktu dan mengalami downtime 10% dalam setahun, atau sekitar 36,5 hari dalam periode 12 bulan.
Dua Sembilan (99%): Ini mencerminkan ketersediaan sebesar 99%, dengan waktu tidak beroperasi sekitar 3,65 hari setiap tahun. Ini umumnya dianggap sebagai batas minimal yang dapat diterima untuk berbagai layanan.
Tiga Sembilan (99,9%): Sering disebut "tiga sembilan," angka ini mencerminkan ketersediaan mencapai 99,9%. Jaringan mengalami downtime kira-kira 8,76 jam dalam satu tahun. Tingkat ketersediaan sangat baik dan biasanya menjadi sasaran penyedia layanan.
Empat Sembilan (99,99%): Empat sembilan memiliki ketersediaan 99,99%, dengan total waktu henti sekitar 52,56 menit setiap tahunnya. Tingkat ini sering dicari untuk aplikasi yang sangat penting.
Lima Sembilan (99,999%): Juga dikenal sebagai "lima sembilan," ini merupakan tingkat ketersediaan yang sangat tinggi. Ini menunjukkan waktu operasional 99,999%, dengan waktu tidak berfungsi hanya 5,26 menit dalam setahun. Hal ini biasanya diperlukan untuk layanan yang gangguannya tidak dapat ditoleransi, seperti layanan darurat atau transaksi keuangan.
pengaruh dari ketersediaan dan waktu henti jaringan bisa berkisar dari hilangnya pelanggan yang merugikan bagi Penyedia Layanan Internet hingga risiko keselamatan publik bagi pengelola infrastruktur kritis. Berikut ini adalah sektornya:
Penyedia layanan:
Pengalaman Pengguna merupakan salah satu faktor utama pelanggan mengakhiri langganan. Pengguna akhir menginginkan konektivitas yang lancar dan bebas dari gangguan. Baik itu layanan perusahaan yang dihosting di awan, streaming media, atau panggilan video, gangguan apa pun dalam layanan dapat menimbulkan frustrasi, ketidakpuasan, dan kesan nyata tentang ketidakstabilan. Penyedia Layanan Internet dan Penyedia Layanan Komunikasi harus menjaga ketersediaan yang tinggi, berdasarkan Perjanjian Tingkat Layanan (SLA). Waktu henti jaringan secara langsung memengaruhi pengalaman pengguna, sehingga ketersediaan yang maksimal sangat krusial bagi kesuksesan penyedia layanan manapun.
Perusahaan:
Perusahaan publik dan swasta sama-sama mengandalkan jaringan transportasi gelombang mikro dan gelombang milimeter untuk komunikasi yang cepat dan efisien demi mendukung kegiatan sehari-hari mereka. Kebanyakan organisasi ini membutuhkan transfer data secara real-time, yang mengharuskan adanya koneksi dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah. Gangguan apapun, meskipun hanya sejenak, dapat berdampak pada keuntungan bersih, interaksi dengan pelanggan, dan efisiensi bisnis mereka.
Aplikasi Keamanan Publik:
Jaringan transportasi gelombang mikro memainkan peran penting sebagai fondasi berbagai aplikasi keamanan publik, seperti layanan darurat bagi polisi dan pemadam kebakaran, transaksi data publik, komunikasi layanan kesehatan, dan lainnya. Setiap gangguan pada jaringan ini dapat menyebabkan dampak yang serius, memengaruhi keamanan publik, kestabilan ekonomi, dan bahkan nyawa manusia. Menjamin ketersediaan yang tinggi sangat krusial untuk mempertahankan layanan penting ini
Infrastruktur penting:
Operasi infrastruktur krusial seperti instalasi pengolahan air, bendungan hidroelektrik, serta organisasi dalam pembangkitan, distribusi, dan transmisi energi memerlukan konektivitas yang handal dengan ketersediaan 99,999% agar sistem dapat beroperasi dengan efisien. Proses ini membutuhkan komunikasi dan pemantauan yang berkelanjutan, yang hanya dapat dicapai dengan jaringan yang aman dan handal. Setiap kehilangan konektivitas dapat mengakibatkan waktu henti yang besar dan peningkatan biaya pemeliharaan. Dan potensi risiko bagi keamanan publik.
KOMPONEN AVAILABILLITY
Dalam sistem telekomunikasi, availabillity dipengaruhi oleh dua komponen utama:
EQUIPMENT AVAILABILLITY / RELIABILLITY (KETERSEDIAAN PERALATAN)
Merupakan ukuran seberapa tahan perangkat keras (hardware) dalam sistem komunikasi seperti antena, unit radio, kabel, amplifier dan perangkat sejenis lainnya untuk tetap berfungsi tanpa mengalami gangguan atau kerusakan dalam jangka waktu tertentu. Adapun faktor yang memengaruhi Equipment Availabillity diantaranya:
- frekuensi perawatan atau pemeliharaan
- kondisi lingkungan seperti suhu, kelembapan, terkena petir
Contohnya jika ada gangguan listrik pada perangkat pemancar atau komponen rusak maka transmisi bisa terputus meskipun jalur propagasi sinyal sebenarnya dalam kondisi baik. Hal tersebut akan menurunkan Equipment Availabillity.
PATH AVAILABILLITY ( KETERSEDIAAN JALUR)
Merupakan mengacu pada ketersediaan jalur propagasi gelombang mikro yakni jalur lintasan antara pemancar dan penerima yang digunakan untuk menyampaikan sinyal berkualitas tinggi secara konsisten tanpa terganggu oleh fenomena fisik di atmosfer atau kondisi geografis. Adapun faktor faktor yang memengaruhinya diantaranya:
- Faktor cuaca seperti hujan lebat, kabut, atau udara lembab yang menyebabkan atenuasi
- Fading yaitu penurunan kekuatan sinyal karena multipath (fenomena dimana sinyal atau data bergerak melalui lebih dari satu jalur lintasan antara pemancar dan penerima) atau gangguan propagasi
-Topografi yaitu suata benda alam yang dapat menghalangi line of sight (LOS) seperti gunung, bangunan yang tinggi atau pohon.
- fenomena propagasi seperti:
1. Reflaksi
2. Refleksi
3. Difraksi
4. Line of Sight (LOS)
5. Scattering
6. Fading
Sebagai contoh jika sinyal harus melintasi daerah berbukit atau melintasi laut dengan kelembapan yang tinggi, maka dapat terjadi gangguan propagasi yng menyebabkan sinyal melemah atau tidak sampai ke penerima.
CARA MENGUKUR AVAILABILLITY
Network Availabillity adalah persentase waktu di mana suatu sistem berfungsi secara penuh selama rentang waktu tertentu, umumnya lebih dari satu tahun. Penyedia layanan umumnya mencantumkan tingkat ketersediaan jaringan tertentu dalam kontrak tingkat layanan.
Network availabillity= Uptime/(total time(up time+down time))
Untuk menghitung ketersediaan, profesional jaringan membagi waktu aktif dengan total waktu. Total waktu adalah waktu aktif ditambah waktu henti. Waktu henti mencakup semua waktu saat sistem jaringan mati, termasuk yang berikut:
Pemeliharaan
Kegagalan yang tidak direncanakan
Waktu pemulihan sistem
Profesional jaringan menargetkan ketersediaan 100%. Ini terjadi saat sistem jaringan beroperasi penuh dan tersedia selama seluruh waktu operasinya. Ketersediaan tinggi biasanya berupaya mencapai 99,999%, yang juga dikenal sebagai ketersediaan lima-sembilan .
PENYEBAB PENURUNAN AVAILABILLITY
Walaupun sistem komunikasi telah dirancang dengan memperhatikan prinsip Line of Sight (LOS) yang berarti tidak ada halangan fisik antara pemancar dan penerima, itu masih dapat terjadi gangguan.
Perubahan ini mungkin dipicu oleh beberapa fenomena propagasi berikut:
1. Refraction (Refraksi) adalah perubahan arah gelombang radio ketika melewati lapisan atmosfer dengan kepadatan yang bervariasi. Refraksi ini terjadi akibat perbedaan indeks bias yang timbul dari variasi suhu dan kelembapan udara yang dapat mengakibatkan gelombang membelok ke atas atau ke bawah sehingga sinyal tidak sampai ke penerima dengan baik
2. Reflection (Refleksi) adalah pemantulan gelombang saat mengenai permukaan seperti tanah, air, gedung, atau gunung. Karena gelombang tidak bisa tembus benda padat tetapi ia memantul dan menghasilkan jalur jalur sinyal tambahan yang disebut sebagai multipath. Situasi ini dapat menyebabkan masalah karena sinyal datang dari beberapa arah yang saling beririsan.
3. Diffraction adalah fenomena ketika gelombang radio berbelok ketika melewati tepi suatu benda, seperti gedung atau bukit. Proses ini memungkinkan sinyal tetap sampai ke penerima walaupun jalur Line of Sight (LOS) terhalang sebagian. Dalam konteks komunikasi radio, difraksi dapat mendukung konektivitas saat jalur langsung tidak ada. Akan tetapi, meskipun berguna, pelenturan gelombang ini juga mampu menurunkan kualitas sinyal karena sering kali disertai fading dan distorsi, yang pada akhirnya berdampak buruk terhadap ketersediaan sistem. Oleh karena itu, walaupun difraksi memungkinkan sinyal mencapai area di luar jangkauan langsung, kualitas komunikasi tetap harus diatur agar sistem tetap dapat diandalkan.
4. Scattering adalah penyebaran sinyal ke arah yang berbeda akibat benturan dengan partikel partikel kecil yang ada di atmosfer seperti debu, hujan, atau asap. Hamburan ini membuat gelombang menyebar ke beragam arah dan tidak lagi terpusat pada satu jalur transmisi tunggal. Sebagai akibatnya sinyal yang diterima dapat terkena interferensi multipath, di mana beberapa salinan dari sinyal yang sama datang secara bersamaan dengan perbedaan waktu dan fase. Keadaan ini bisa menurunkan mutu sinyal dan meningkatkan rasio kesalahan terutama saat cuaca buruk
5. Line of Sight (LOS) adalah jalur lurus antara pemancar dan penerima tanpa adanya penghalang fisik di antaranya. Pada sistem komunikasi radio, terutama yang memakai frekuensi tinggi seperti gelombang mikro, eksistensi jalur LOS sangat penting. Sinyal pada frekuensi tinggi cenderung bergerak lurus dan tidak bisa menembus atau belok secara signifikan melalui penghalang seperti gedung tinggi, bukit, atau hutan lebat. Apabila jalur LOS tidak dapat dilalui, maka pengiriman sinyal bisa terganggu atau bahkan terhenti sepenuhnya. Sebagai akibatnya, mutu komunikasi berkurang dan ketersediaan sistem tidak dapat dipastikan secara berkelanjutan.
6. Fading (pelemahan sinyal) adalah fenomena variasi kekuatan sinyal yang diterima, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti efek multipath (pantulan sinyal dari berbagai arah), perubahan posisi pengirim atau penerima, serta interferensi dari lingkungan. fading dapat terjadi baik dengan cepat maupun lambat, tergantung pada keadaan propagasi dan pergerakan pengguna. Fading memiliki dampak besar pada ketersediaan karena dapat mengakibatkan sinyal melemah secara mendadak atau hilang sesaat, sehingga kualitas komunikasi menurun atau bahkan terputus.
MEKANISME UNTUK MENJAMIN AVAILABILLITY
Dalam sistem komunikasi gelombang mikro, Availabillity (ketersediaan) yang tinggi sangat krusial agar layanan komunikasi dapat berlangsung secara terus menerus tanpa interupsi. Untuk mencapai hal tersebut terdapat beberapa teknik utama yang diterapkan guna mengatasi kemungkinan gangguan baik dari sisi perangkat maupun saluran transmisi.
System redundancy adalah suatu metode yang diterapkan dalam komunikasi untuk menyediakan perangkat alternatif atau sistem cadangan yang dapat berfungsi secara otomatis saat perangkat utama mengalami masalah atau kegagalan operasional. Tujuan utama dari penerapan sistem redundancy ini adalah untuk meningkatkan equipment availabillity yaitu memastikan bahwa sistem dapat beroperasi secara normal meskipun salah satu komponen pentingnya mengalami kerusakan. Dengan tersedianya perangkat cadangan yang siap dan aktif kelancaran layanan dapat tetap terjamin tanpa gangguan. Contoh penerapan system redundancy adalah penyediaan dua sumber listrik yang terpisah untuk memastikan pasokan daya tetap stabil pada sistem radio
Fading margin adalah cadangan data sinyal yang sengaja ditetapkan lebih tinggi daripada batas minimum sensitivitas penerima. Tujuan dari metode ini adalah untuk memastikan ketersediaan jalur tetap optimal, terutama saat terjadi penurunan daya sinyal akibat kondisi propagasi yang memburuk, seperti cuaca buruk atau gangguan multipath. Misalnya, jika sebuah perangkat penerima memerlukan sinyal paling tidak -70 dBm untuk beroperasi dengan baik, maka sistem akan dirancang untuk menerima sinyal sebesar -64 dBm dalam kondisi normal. Dengan kata lain, terdapat cadangan atau fading margin sebesar 6 dB untuk mengatasi fluktuasi sinyal yang mungkin timbul. Metode ini sangat krusial untuk menjaga agar komunikasi tetap lancar meskipun ada gangguan pada propagasi
Adaptive equalizer adalah alat perangkat lunak atau perangkat keras yang digunakan untuk memperbaiki sinyal yang terganggu karena selective fading, yaitu tipe gangguan yang hanya mempengaruhi sebagian band frekuensi dari sinyal yang dikirimkan. Gangguan ini biasanya muncul akibat perbedaan waktu kedatangan (delay) atau gangguan antar-jalur propagasi (multipath). Tujuan utama penggunaan adaptive equalizer adalah untuk menstabilkan sinyal yang terganggu, sehingga kualitas data tetap terjaga dan komunikasi sistem dapat berfungsi dengan baik. Cara kerja equalizer ini adalah dengan mendeteksi sifat gangguan yang terjadi pada sinyal, kemudian menyesuaikan filter secara otomatis dan langsung, baik dalam domain waktu maupun frekuensi. Dengan cara itu, equalizer dapat memperbaiki distorsi sinyal dan menjaga kinerja sistem meskipun dalam kondisi propagasi yang kurang ideal
Teknik diversity adalah metode dalam sistem komunikasi yang diterapkan untuk mengirimkan sinyal melalui beberapa jalur atau cara yang berbeda secara bersamaan. Tujuan utama penerapan teknik ini adalah meningkatkan ketersediaan sistem, baik dari aspek perangkat (equipment) maupun jalur transmisi (path), melalui duplikasi atau variasi jalur komunikasi. Dengan jalur ganda, apabila salah satu jalur mengalami gangguan atau fading, sinyal tetap bisa diterima melalui jalur yang lain, sehingga menghindari kegagalan total dalam penerimaan data. Terdapat berbagai jenis teknik diversity antara lain: frequency diversity, space diversity, polarization diversity, time diversity, angle diversity.
III. KESIMPULAN
Availability adalah tingkat ketersediaan sistem komunikasi untuk beroperasi tanpa gangguan, yang sangat penting terutama bagi sektor-sektor kritis seperti layanan darurat, perusahaan, dan infrastruktur vital. Dalam sistem gelombang mikro, availability dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu peralatan (equipment) dan jalur transmisi (path). Peralatan harus andal dan terawat, sedangkan jalur transmisi dapat terpengaruh oleh kondisi cuaca, topografi, serta fenomena propagasi seperti fading, refleksi, dan refraksi. Tingkat availability biasanya dinyatakan dalam persentase, dengan target ideal sebesar 99,999% (lima sembilan) agar downtime seminimal mungkin. Untuk menjamin ketersediaan tersebut, digunakan berbagai teknik seperti sistem redundansi, pemberian fading margin, penggunaan adaptive equalizer, serta penerapan teknik diversity. Dengan penerapan strategi ini, sistem komunikasi dapat tetap berjalan stabil, handal, dan siap digunakan kapan saja.
IV. DAFTAR PUSTAKA
• Stallings, W. (2005). Wireless Communications and Networks. Pearson Education.
• Rappaport, T. S. (2002). Wireless Communications: Principles and Practice. Prentice Hall.
• Freeman, R. L. (2007). Radio System Design for Telecommunications (1st ed.). Wiley-Interscience.
• ITU-R Recommendation P.530-17. (2017). Propagation data and prediction methods required for the design of terrestrial line-of-sight systems.
• Untung Samudra (2025). Diversity Komunikasi Radio Gelombang Mikro