14 - Availability dalam Sistem Telekomunikasi Radio

Topi Hijau
0

PENDAHULUAN

Dalam dunia telekomunikasi modern, keandalan sistem komunikasi menjadi hal yang sangat vital. Salah satu parameter penting dalam menilai performa sistem komunikasi adalah availability atau ketersediaan layanan. Availability menggambarkan kemampuan suatu sistem untuk menyediakan layanan komunikasi secara terus-menerus dan stabil, tanpa gangguan yang signifikan. Pada sistem komunikasi radio, khususnya gelombang mikro, availability sangat bergantung pada dua aspek utama yaitu keandalan perangkat (equipment availability) dan keandalan jalur komunikasi (path availability). Makalah ini akan membahas konsep availability secara menyeluruh, termasuk teknik peningkatan availability, dampaknya dalam praktik, rumus dasar yang digunakan, serta referensi dan studi kasus aktual dalam sistem komunikasi modern.

DEFINISI & RUMUS AVAILABILITY

Availability didefinisikan sebagai persentase waktu sistem dapat beroperasi secara normal dalam periode tertentu. Rumus dasar availability adalah:

"Availability"=1- "Waktu Operasional" /("Waktu Operasional" +"Waktu Gangguan" )×100%

Contoh :

Availability 99,9% = Downtime 8,76 jam/tahun.

Availability 99,999% = Downtime 5,26 menit/tahun.

PENTINGNYA AVAILABILITY

Availability sangat penting dalam sistem komunikasi karena menentukan seberapa andal suatu layanan atau jaringan dapat digunakan secara konsisten tanpa gangguan. Berikut penjelasan rinci mengapa availability memiliki peran krusial seperti :

menjamin keberlangsungan layanan Availability memastikan sistem komunikasi selalu aktif dan siap digunakan, baik untuk layanan suara, data, maupun internet. Ini penting dalam jaringan publik maupun sistem kritis seperti militer dan darurat berarti  availability dalam kontinuitas Layanan Menghindari gangguan pada layanan darurat 

 Mencegah Dampak Gangguan Serius Downtime adalah waktu ketika sebuah sistem, layanan, atau perangkat tidak dapat digunakan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam konteks sistem komunikasi, downtime berarti periode saat jaringan atau perangkat tidak mampu menyediakan layanan komunikasi karena gangguan, pemeliharaan, kerusakan, atau faktor teknis lainnya.

Gangguan layanan (downtime) dapat menyebabkan:

Kehilangan data atau informasi penting

Terputusnya koordinasi operasional

Penurunan kepercayaan pelanggan

Kerugian finansial besar (terutama di sektor bisnis)

BER (Bit Error Rate) rendah

Latency rendah

Jitter minim

Semakin tinggi availability, semakin baik Quality of Service (QoS) dan Quality of Experience (QoE) yang dirasakan oleh pengguna.

Penentu Kehandalan Sistem Komunikasi Modern Dalam jaringan seperti 4G, 5G, satelit, dan IoT, availability tinggi (99.999% atau lebih) sudah menjadi standar minimum. Tanpa availability tinggi, sistem tidak layak digunakan untuk layanan penting seperti:

Navigasi udara

Respon darurat

Transaksi keuangan

Industri otomasi

Meningkatkan Efisiensi Operasional: Sistem yang tersedia secara konsisten meminimalkan biaya pemeliharaan dan pemulihan akibat gangguan. Artinya, availability tinggi = efisiensi biaya jangka panjang.

 Ekonomi: Downtime 1 jam dapat menyebabkan kerugian hingga $100.000 bagi operator seluler (studΓ­ IBM). Penyebab Downtime:

Gangguan teknis (misalnya perangkat rusak)

Pemeliharaan sistem (planned maintenance)

Gangguan jaringan atau listrik

Fading parah dalam komunikasi radio

Kegagalan perangkat lunak atau server

Reputasi: Tingkat availability rendah mengurangi kepercayaan pelanggan

DAMPAK AVAILABILITY KEPADA PELANGGAN

Availability dalam sistem komunikasi merujuk pada seberapa sering layanan tersedia dan dapat diakses oleh pengguna. Nilai availability tinggi mencerminkan keandalan sistem, sementara nilai rendah mengindikasikan potensi gangguan yang akan berdampak langsung pada pengalaman pelanggan (Customer Experience).

Peningkatan Kepuasan Pelanggan, pelanggan mengharapkan layanan komunikasi yang selalu tersedia kapan saja. Tingginya availability memastikan akses konstan terhadap layanan, baik itu telepon, internet, atau aplikasi berbasis jaringan. Studi oleh ITU-T (International Telecommunication Union - Telecommunication Standardization Sector) menyebutkan bahwa ketersediaan jaringan merupakan indikator utama dalam indeks kepuasan pelanggan (ITU-T E.800, 2008).

Risiko Kehilangan Pelanggan (Churn) , Layanan yang sering terganggu berujung pada menurunnya kepercayaan pelanggan, dan mendorong mereka untuk beralih ke kompetitor. Menurut penelitian dari Cisco (2021), setiap 1% peningkatan downtime dapat menaikkan churn rate hingga 5% di sektor komunikasi seluler.

Penurunan Produktivitas Pengguna, Dalam konteks bisnis dan korporasi, availability rendah dapat menghambat operasional harian. IDC (2020) menyatakan bahwa perusahaan dapat kehilangan rata-rata $100.000 per jam akibat downtime sistem IT, yang sebagian besar disebabkan oleh gangguan konektivitas.

Peningkatan Keluhan dan Beban Customer Service. Gangguan layanan memicu peningkatan trafik ke pusat bantuan, meningkatkan biaya operasional dan memperbesar risiko overload pada layanan pelanggan. Hal ini juga berdampak pada citra merek (brand reputation).

Dampak pada Keamanan dan Kepercayaan. Dalam sistem komunikasi untuk keperluan darurat atau keamanan publik, ketersediaan adalah krusial. Downtime pada sistem ini dapat menunda respons terhadap insiden penting, yang dapat membahayakan nyawa (NIST SP 800-53, 2020).

Kerugian Finansial Langsung dan Tidak Langsung. Gangguan layanan menyebabkan kerugian langsung, seperti transaksi yang gagal, dan kerugian tidak langsung, seperti waktu yang hilang atau reputasi yang tercoreng. Menurut laporan Uptime Institute (2022), 85% organisasi mengalami kerugian karena downtime, dengan 60% dari mereka kehilangan lebih dari $100.000 per kejadian.

Pernyataan mengenai dampak Availability tidak hanya berdampak teknis tetapi juga mempengaruhi ekonomi, kepercayaan, dan loyalitas pelanggan.

Tingkat availability yang tinggi menjadi standar layanan minimum dalam era digital, khususnya untuk layanan komunikasi publik dan komersial.

STRUKTUR TINGKATAN AVAILABILITY

Ketersediaan Perangkat (Equipment Availability):

Mengacu pada keandalan perangkat keras fisik, seperti pemancar dengan waktu antar kerusakan (MTBF) yang tinggi, contohnya lebih dari 200.000 jam.

Ketersediaan Jalur (Path Availability):

Menunjukkan kestabilan jalur propagasi sinyal yang dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti cuaca ekstrem dan fenomena fading.

Ketersediaan Layanan (Service Availability):

Merujuk pada kualitas pengalaman yang dirasakan oleh pengguna akhir, ditandai dengan indikator seperti nilai Bit Error Rate (BER) di bawah 10⁻⁶ dan latensi kurang dari 50 milidetik.

Rumus yang digunakan menggambarkan bahwa semakin sedikit waktu yang dihabiskan dalam kondisi gangguan, maka tingkat ketersediaan sistem akan semakin tinggi. Dalam praktik sistem komunikasi, waktu tidak tersedianya layanan bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk kegagalan perangkat, gangguan cuaca, serta masalah teknis lainnya.

DIVERSITY SEBAGAI SOLUSI AVAILABILITY DI SISTEM KOMUNIKASI

Availability pada sistem komunikasi radio adalah kemampuan sistem untuk menyediakan layanan komunikasi sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan secara terus-meneru s dan dapat diandalkan. Dalam konteks sistem gelombang mikro, availability dipengaruhi oleh dua komponen utama yaitu equipment availability dan path availability. Equipment availability berkaitan dengan keandalan perangkat keras seperti pemancar, penerima, antena, dan combiner. Sedangkan path availability bergantung pada kondisi propagasi gelombang seperti fading dan redaman sinyal akibat lingkungan geografis dan atmosferik.


Fading sendiri terjadi akibat berbagai mekanisme propagasi seperti refleksi, refraksi, difraksi, hamburan, atenuasi, dan ducting. Fenomena ini dipengaruhi oleh faktor geometris dan kondisi meteorologi di sekitar lingkungan sistem komunikasi. Pada jalur transmisi Radio Relay Terestrial, fading dapat muncul dalam dua bentuk:

Selective fading, yang hanya memengaruhi sebagian pita frekuensi, dan 

Non-selective fading, yang memengaruhi seluruh pita frekuensi. Untuk menjaga tingkat ketersediaan layanan (availability), beberapa mekanisme yang dapat diterapkan antara lain:

Redundansi sistem, digunakan untuk menjaga keandalan dan ketersediaan perangkat (equipment availability/reliability).

Penyediaan fading margin, untuk menjamin kestabilan jalur propagasi (path availability) dalam menghadapi non-selective fading.

Penggunaan adaptive equalizer, baik berbasis perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware), untuk mengatasi selective fading dan menjaga path availability.

Untuk menjaga agar availability tetap tinggi, digunakan teknik diversity. Teknik diversity melibatkan pengoperasian simultan dua atau lebih sistem untuk mengurangi efek buruk fading dan meningkatkan kualitas sinyal yang diterima

URAIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AVAILABILITY

Availability dalam sistem komunikasi mencerminkan kemampuan sistem untuk menyediakan layanan secara berkelanjutan dan tanpa gangguan. Nilai availability dipengaruhi oleh berbagai faktor teknis maupun lingkungan yang berkontribusi terhadap kemungkinan terjadinya downtime atau gangguan layanan.

Kualitas Perangkat Keras (Equipment Reliability) Perangkat keras seperti pemancar (transmitter), penerima (receiver), antena, dan kabel transmisi sangat menentukan kestabilan layanan. Semakin tinggi nilai Mean Time Between Failure (MTBF), maka semakin jarang terjadi kerusakan yang berujung pada downtime. Pemeliharaan rutin dan pemilihan perangkat berkualitas tinggi dapat meningkatkan equipment availability.

Stabilitas Jalur Propagasi (Path Stability) Jalur propagasi sinyal sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan cuaca. Fenomena seperti fading, refraksi, dan difraksi dapat menurunkan kualitas sinyal. Jalur komunikasi yang memiliki hambatan fisik atau berada di daerah dengan kondisi atmosfer ekstrem cenderung memiliki availability yang lebih rendah.

Fading Margin Fading margin adalah selisih antara daya sinyal yang diterima dan daya minimum yang dibutuhkan untuk menjamin kualitas komunikasi. Margin ini menjadi cadangan ketika terjadi gangguan sinyal karena fading. Semakin besar fading margin yang dirancang, maka semakin besar pula kemungkinan sistem tetap beroperasi saat terjadi penurunan sinyal.

Redundansi Sistem selanjutnya ada Redundansi, baik dalam bentuk perangkat cadangan (hot standby) maupun jalur komunikasi alternatif, sangat berpengaruh terhadap tingkat availability. Sistem dengan konfigurasi redundansi mampu melanjutkan layanan meskipun terjadi kegagalan pada salah satu komponen.

Perawatan dan Monitoring Sistem. Monitoring sistem secara berkala memungkinkan deteksi dini terhadap penurunan performa perangkat atau jaringan. Praktik predictive maintenance berbasis data sangat efektif untuk mencegah downtime yang tidak direncanakan. Sistem komunikasi yang diawasi secara aktif memiliki tingkat availability yang lebih tinggi

Kondisi Lingkungan. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, ketinggian, dan gangguan elektromagnetik memengaruhi performa sistem komunikasi, terutama yang berbasis gelombang mikro. Cuaca ekstrem dapat menyebabkan peningkatan path loss dan penurunan SNR.

Availability tidak hanya dipengaruhi oleh perangkat dan teknologi, tetapi juga oleh strategi desain sistem, kondisi geografis, dan perawatan yang berkelanjutan. Kombinasi antara kualitas perangkat keras, teknik penguatan sinyal (seperti diversity dan margin), serta redundansi dan monitoring sistem akan sangat menentukan keberhasilan dalam menjaga availability pada level tinggi.

Teknik Diversity Diversity merupakan teknik mitigasi gangguan propagasi dengan menyediakan jalur alternatif. Contohnya termasuk frequency diversity, space diversity, dan polarization diversity. Teknik ini membantu meningkatkan path availability karena memungkinkan penerimaan sinyal melalui lebih dari satu rute atau metode. Diversity adalah teknik dalam sistem komunikasi yang digunakan untuk mengurangi dampak fading dan meningkatkan keandalan penerimaan sinyal dengan menggunakan lebih dari satu jalur atau metode transmisi sinyal secara simultan atau paralel. Fading terjadi karena adanya multipath propagation yakni sinyal yang dipantulkan, dibiaskan, atau dibiarkan melalui berbagai jalur, sehingga dapat menyebabkan interferensi destruktif.

Dengan teknik diversity, sistem komunikasi bisa memilih atau menggabungkan sinyal dari beberapa sumber sehingga kemungkinan semua sinyal mengalami fading secara bersamaan menjadi sangat kecil.


JENIS & PENGERTIAN TEKNIK DIVERSITY

1. Space Diversity

Menggunakan dua atau lebih antena penerima yang dipasang berjauhan (biasanya beberapa Ξ») agar masing-masing antena mengalami kondisi propagasi yang berbeda. Jika satu antena mengalami deep fade, antena lain kemungkinan tetap menerima sinyal kuat.

Jarak antar antena (d): biasanya 10Ξ» – 40Ξ».

Rumus umum untuk peningkatan availability dengan space diversity:

Dua antena penerima dipisahkan vertikal (s=80/f meter).

Improvement Factor:

I_s=(1,2×〖10〗^(-3)⋅s^2⋅f⋅〖10〗^((F-V)\/10))/d

2.  Frequency Diversity Mengirimkan sinyal yang sama melalui dua atau lebih  frekuensi carrier yang berbeda. Karena fading bersifat frekuensi-spesifik, kemungkinan kedua frekuensi mengalami fading serempak sangat rendah.

Spasi frekuensi: 5%–10% dari frekuensi pembawa.

Kekurangan: Membutuhkan bandwidth tambahan.

Polarization Diversity Menggunakan sinyal dengan polarisasi yang berbeda, misalnya satu vertikal dan satu horizontal. Kanal propagasi untuk masing-masing polarisasi berbeda, sehingga probabilitas terjadi fading bersamaan rendah.

Digunakan pada sistem radio point-to-point dan antena sektor BTS.

Time Diversity Mengirimkan ulang sinyal yang sama pada waktu yang berbeda. Biasanya digunakan dalam sistem digital dan komunikasi berbasis paket.

Cocok untuk sistem pengiriman ulang otomatis (ARQ).

Angle Diversity Menggunakan antena dengan sudut penerimaan yang berbeda, sehingga bisa menangkap sinyal dari berbagai arah. Umumnya diterapkan di sistem radar atau penerimaan multi-beam.


Teknik Combining pada Sistem Diversity Dalam sistem komunikasi yang menerapkan diversity, sinyal yang diterima dari beberapa jalur atau antena perlu digabungkan atau dipilih agar sistem dapat memanfaatkan keunggulan dari masing-masing sinyal. Proses penggabungan atau pemilihan ini dikenal sebagai combining, dan dilakukan dengan teknik tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerimaan sinyal, khususnya dalam menghadapi fading. Adapun beberapa dampak baik teknik ini seperti :

Meningkatkan Signal-to-Noise Ratio (SNR)

Mengurangi Bit Error Rate (BER)

Menjamin availability dan keandalan sinyal komunikas

Mengoptimalkan pemanfaatan beberapa cabang (jalur) sinyal dari teknik diversity

Jenis-Jenis Teknik Combining

1. Selection Combining (SC)

Hanya memilih satu sinyal terbaik (dengan SNR tertinggi) dari semua jalur.

Sangat sederhana dan hemat daya karena hanya satu sinyal yang diproses.

Cocok untuk sistem dengan keterbatasan perangkat keras.

Kekurangan: Tidak memanfaatkan informasi dari sinyal lainnya.

2. Equal Gain Combining (EGC)

Semua sinyal dari cabang diversity digabungkan dengan bobot yang sama, namun fase sinyal disesuaikan terlebih dahulu.

Menghasilkan performa yang lebih baik dari SC karena semua sinyal digunakan.

Lebih kompleks dari SC, tetapi masih tergolong ringan secara komputasi.

Karakteristik:

Butuh penyamaan fasa (phase alignment)

Tidak memerlukan informasi kualitas kanal (SNR) untuk pembobotan

3. Maximal Ratio Combining (MRC)

Semua sinyal digabungkan setelah diberi bobot sesuai kualitas kanal (SNR) dan diselaraskan fasenya.

MRC adalah teknik yang paling optimal secara teoritis karena memaksimalkan output SNR.

Rumus SNR output untuk MRC:

Kelebihan: Memberikan performa terbaik (terutama dalam kondisi fading berat)

Kekurangan: Kompleksitas tinggi, memerlukan estimasi kanal yang akurat





Perbandingan Teknik Combining

Teknik Kompleksitas Penggunaan Sinyal Performansi

SC Rendah 1 cabang terbaik Cukup

EGC Sedang Semua cabang (dengan penyamaan fasa) Baik

MRC Tinggi Semua cabang (dengan pembobotan) Terbaik


Contoh Penerapan

Jaringan microwave terestrial menggunakan MRC untuk menjaga kestabilan RSL saat terjadi fading.

Sistem LTE dan 5G menggunakan variasi MRC dalam skema MIMO (Multiple Input Multiple Output) untuk memperkuat penerimaan data.

Sistem komunikasi militer menggunakan SC atau EGC pada radio HF/VHF/UHF dengan dua antena penerima.

Teknik combining adalah elemen kunci dalam sistem diversity yang memungkinkan sistem komunikasi untuk mengoptimalkan kualitas sinyal dari berbagai jalur penerimaan. Pemilihan jenis combining tergantung pada tujuan sistem, ketersediaan sumber daya, dan lingkungan propagasi. MRC menawarkan performa tertinggi namun dengan beban komputasi yang besar, sementara SC dan EGC cocok untuk sistem yang lebih sederhana.

DAFTAR REFERENSI

ITU-R P.530-17

"Propagation data and prediction methods required for the design of terrestrial line-of-sight systems."

International Telecommunication Union, Radiocommunication Sector (ITU-R), 2017.

→ Digunakan untuk dasar perhitungan availability dan efek propagasi (fading, ducting).

Rappaport, Theodore S.

Wireless Communications: Principles and Practice.

2nd Edition, Prentice Hall, 2002.

→ Referensi utama mengenai fading, multipath, dan teknik diversity.

  Goldsmith, Andrea

Wireless Communications.

Cambridge University Press, 2005.

→ Referensi untuk teknik diversity dan penggabungan sinyal (combining).

Freeman, Roger L.

Radio System Design for Telecommunications.

Wiley-Interscience, 2007.

→ Menjelaskan fading margin dan desain sistem microwave radio.

  Tanenbaum, Andrew S. & Wetherall, David J.

Computer Networks.

5th Edition, Pearson Education, 2011.

→ Digunakan dalam pembahasan tentang system redundancy dan keandalan jaringan.

NIST SP 800-53 Rev. 5

"Security and Privacy Controls for Information Systems and Organizations."

National Institute of Standards and Technology, 2020.

→ Sumber untuk praktik monitoring dan maintenance sistem telekomunikasi.

ITU-T E.800

"Terms and definitions related to quality of service and network performance."

International Telecommunication Union, 2008.

→ Menjelaskan konsep availability, reliability, dan QoS.

Cisco Annual Internet Report

Cisco Systems, 2021.

→ Digunakan dalam pembahasan churn pelanggan dan ekspektasi uptime layanan.

IDC Research: The Cost of Downtime

International Data Corporation, 2020.

→ Menjelaskan kerugian finansial akibat downtime pada perusahaan.

Uptime Institute Global Data Center Survey

Uptime Institute, 2022.

→ Statistik downtime dan dampaknya pada organisasi.









Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)